Pada saat ini memang tidak mudah mengubah manajemen Family bisnis ke manajemen profesional. Banyak hal yang tadinya mungkin dilakukan serba praktis kemudian dituntut untuk lebih kompleks, artinya manajemen profesional dibuat agar manajemen itu bisa secara Autopilot bisa berjalan tanpa kehadiran pemiliknya. Hal-hal yang menjadi kendala berubahnya manajemen Family bisnis ke profesional adalah:
1. Pemilik bisnis yang merintis tidak mau menyerahkan semua masalah bisnis kepada orang profesional.
2. Pemilik bisnis merasa akan kehilangan pekerjaan dengan adanya peralihan dari yang tadi ikut sibuk mengurus dan mulai diserahkan kepada profesional.
3. Pemilik bisnis belum sepenuhnya percaya kepada profesional atau kepada generasi berikutnya.
4. Pemilik Bisnis sedang konflik internal sehingga sulit menyelesaikan konflik internal itu.
5. Anggaran perubahaan ke profesional menjadi pertentangan oleh para pemegang saham familiy bisnis.
6. Belum ada kesiapan pemilik bisnis meletakan tongkat estafet kepada generasi berikutnya.
Pemilik bisnis perintis seringkali enggan dan merasa tidak perlu menyerahkan proses bisnis kepada para profesional. Hal ini menjadi hambatan jika pemilik bisnis tidak menyadari pentingnya mulai melakukan delegasi wewenang kepada generasi penerus atau pemilik bisnis. Sehingga keengganan dan tidak mau menyerahakan bisnis ini kepada orang lain bisa memicu gagalnya transformasi dari family bisnis kepada profesional.
Dengan diserahkan kepada profesional, pemilik bisnis merasa akan kehilangan pekerjaannya. Oleh sebab itu kegagalan transformasi juga karena hal ini. Oleh sebab itu pemilik bisnis yang bertahan dalam mengelola bisnisnya, selalu usianya lebih dari 60 tahun tetap aktif mengurus perusahaan. Semua ini landasannya pemilik bisnis tidak ingin menganggur.
Faktor penghambat lainnya, pemilik bisnis masih kurang percaya kepada profesional sehingga kegagalan selalu dibagian ini. Pemilik bisnis masih ingin mengurus bisnis sendiri dan mengganggap mereka lebih pintar dari pada generasi penerus atau profesional. Hambatan ini menjadi hal yang sulit, sehingga membutuhkan kesadaran pemilik bisnis untuk mulai percaya pada orang lain.
Konflik internal juga serung terjadi di family bisnis. Misalnya ketika kecil perusahaannya, mereka berdua yang mengurus. Tetapi ketika perusahaan sudah besar, masing-masing saling konflik kepentingan sehingga hal ini menjadi hambatan. Suami tidak mau mengalah begitu pula istri tidak mau mengalah.
Anggaran untuk menunjang perubahan manajemen memang tidak sedikit sehingga hal ini menjadi penyebab gagalnya tranformasi bisnis dari family bisnis ke profesional. Jadi sulita sekali bagi konsultan atau profesional bisa membantu mereka yang sangat terbatas anggarannya.
Adanya ketidaksiapan para pelaku family bisnis bertransformasi ke manajemen profesional, sehingga hal ini cenderung menjadi kegagalan. Oleh sebab itu dibutuhkan konsultan yang bisa mendampinginya.
Sekian artikel ini agar menjadi manfaat bagi pembaca. Apabila pembaca membutuhkan pendampingan dalam start up bisnis, atau perapian manajemen family bisnis ke profesional silahkan hubungi kami di groedu@gmail.com. Terima kasih.