
Bisa turut aktif dalam trend perdagangan e-commerce pastinya mendatangkan keuntungan tersendiri bagi pelaku bisnis. Jika tidak ingin ketinggalan dalam hal ini, dengan memahami pengertian dan jenis-jenis e-commerce secara rinci pastinya akan sangat membantu.
Business-to-Business (B2B)
B2B adalah jenis e-commerce yang paling besar karena langsung berhubungan dengan transaksi yang dilakukan perusahaan ke perusahaan atau bidang usaha. Jumlah pembelian produk setiap transaksi B2B biasanya dalam kuantitas yang besar.
Sebagai contoh, perusahaan obat-obatan yang menawarkan dan menjual produknya pada rumah sakit dengan skala yang besar. Jadi, secara tidak langsung konsep B2B tidak tergantung pada berapa jenis produk yang dijual, namun lebih ke menekankan pada kuantitas yang terjual.
Baca juga : 5 Hal Penting Sebelum Memulai Bisnis E-Commerce
Contoh E-commerce B2B
- Importir spare part mobil kepada bengkel
- Importir spare part mesin kepada industri tekstil dan garmen
- Penjualan web hosting kepada web agency
Business-to-Consumers (B2C)
Konsep seperti ini mungkin adalah tipe perdagangan yang selalu ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Kenapa begitu? Karena konsep B2C, produsen menawarkan dan memasarkan secara langsung kepada para konsumen.
Konsepnya mungkin sama dengan jual beli secara ecer, tapi yang membedakan adalah proses perdagangan transaksinya dilakukan secara online, bukan dengan cara konvensional seperti biasanya.
Contoh E-commerce B2C
- Jasa laundry pakaian
- Penjualan makanan
- Bisnis salon atau barbershop
Baca juga : 4 strategi bersaing di era digitalisasi
Consumer-to-Consumer (C2C)
Konsep C2C memungkinkan sesama konsumen saling menawarkan dan menjual dagangannya kepada satu sama lain. Sistem perdagangan seperti ini biasanya membutuhkan media atau wadah yang bisa mengorganisir segala sesuatu agar proses jual beli dan transaksi lebih mudah dilakukan.
Contoh E-commerce C2C
- Bukalapak
- Kaskus
- OLX
Consumer-to-Business (C2B)
C2B merupakan konsep yang berbanding terbalik dengan B2C. Pada konsep ini, konsumen berperan sebagai pihak penyedia layanan produk atau jasa yang dipasarkan kepada perusahaan yang membutuhkan. Dalam model C2B, perusahaan mendapat untung dari kesediaan konsumen yang menjual barang atau jasa kepada perusahaan, sedangkan konsumen mendapatkan untung dari penyediaan atau penjualan itu dengan pembayaran seacra langsung, atau mendapatkan produk dan layanan gratis atau dengan harga lebih rendah sebagai gantinya.
Contoh E-commerce C2B
- Google Adsense
- iStock Photo
Online-to-Offline (O2O)
Jenis e-commerce seperti ini menggunakan dua saluran pada layanan perdagangannya, yaitu dengan menggunakan online dan offline. Jaringannya ada pada sistem online, tetapi eksekusinya bukan hanya dilakukan dengan online, melainkan bisa juga dengan offline.
Contoh E-commerce O2O
- Gojek
- Grab
- Matahari Online
Consumer-to-Administration (C2A)
C2A hampir sama dengan konsep yang ada di C2B. Perbedaannya adalah terletak pada tujuan sasaran penjualan. Bila dalam C2B, pihak konsumen menawarkan produk atau jasanya pada perusahaan, jika C2A kegiatannya ditawarkan kepada pihak pemerintah.
Contoh E-commerce C2A
- BPJS Kesehatan online
- Layanan pajak online
- Pembayaran Listrik online
Business-to-Public Administration (B2PA)
Pada jenis e-commerce yang satu ini, pihak produsen atau perusahaan memasarkan produk dan jasanya kepada pihak pemerintah. Transaksinya dilakukan dengan proses jual beli yang dilakukan dengan cara tender.
Info lanjutan silahkan klik di SINI : info lanjutan
Contoh E-commerce Business-to-Public Administration (B2PA)
- BPJS Ketenagakerjaan online
- Layanan NPWP online
Semoga artikel di atas bermanfaat bagi pembaca. Apabila pembaca membutuhkan informasi lebih lanjut dan membutuhkan konsultasi atau pendampingan dalam menyusun Tim penjualan berbasis digital atau offline, dengan stratgei OMNI Channel, silahkan kontak kami DI SINI.
INFO PELATIHAN TERKAIT :FORM DAFTAR

Membangun Tim penjualan yang handal
Training dan Konsultasi bisa klik di FORM DAFTAR