Supply Chain Management atau biasa disebut sebagai manajemen rantai pasok (suplai) yang banyak dilakukan oleh beberapa jenis perusahaan produksi di Indonesia. Secara etimologisnya, kata dari “supply chain management” ini bisa diartikan sebagai sebuah (proses payung) yang bisa menjadikan sebuah produk yang sudah diproduksi bisa langsung dipasarkan pada setiap masing-masing konsumen dengan sudut pandang yang lebih terstruktural (terstruktur/tersistem dengan baik).
Dalam hal ini pihak produsen memang berperan paling besar apabila dipandang dari sisi alur perputaran supply chain management. Tujuan utama yang ingin bisa dicapai dari penerapan supply chain management ini adalah agar bisa lebih memaksimalkan nilai yang sudah dihasilkan secara menyeluruh oleh perusahaan.
Dengan kata lain, rantai pasok dari suplai yang selama ini sudah dilakukan pada prosesnya akan menjadi semakin terintegrasi, sehingga akan mampu dalam meningkatkan keseluruhan dari nilai-nilai pelaksanaan supply chain management. Beberapa dari ulasan yang lebih mendetail tentang supply chain management ini adalah sebagai berikut, yaitu:
Jenis-Jenis Supply Chain Management
Jika berbicara tentang jenis-jenis dari supply chain management ini tentunya Anda akan bisa memiliki kepekaaan yang lebih dalam hal melihat tentang adanya perbedaan-perbedaan dari setiap jenis supply chain management. Beberapa jenis dari perbedaan-perbedaan supply chain management ini sendiri terdiri atas beberapa macam, yaitu:
1. Manajemen rantai pasok internal (Internal supply chain management).
Bagian dari supply chain management yang pertama ini bisa diartikan sebagai sebuah proses input dari bahan-bahan mentah ke dalam gudang yang selanjutnya akan ditransformasikan untuk menjadi sebagai bahan-bahan dasar dari penyaluran yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini harus dilakukan secara terus-menerus oleh perusahaan agar bisa menghasilkan output produksi yang lebih berkualitas bagi perusahaan. Dalam internal supply chain management ini juga memiliki beberapa aktivitas utama yang terdiri dari:
• Manajemen produksi.
• Proses pabrifikasi.
• Pengendalian persediaan produk yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Manajemen rantai suplai/pasok hilir (Downstream supply chain management).
Pada jenis yang kedua ini, manajemen rantai pasok/suplai akan melakukan kegiatan yang terdiri dari semua jenis aktivitas pemasaran produk perusahaan, mulai dari pengiriman produk kepada para pelanggan. Aktivitas utama pada jenis supply chain management kedua ini antara lain, yaitu:
• Pengaturan arah distribusi.
• Sistematika pergudangan.
• Transportasi.
• Akvitas akhir pelayanan pengiriman produk.
3. Rantai suplai hulu (Upstream supply chain)/
Bagian dari rantai suplai hulu ini menempatkan perusahaan manufaktur sebagai penyalur utama dan koneksi atau penghubung yang paling utama bagi para konsumen atau biasa disebut juga sebagai reseller yang nantinya akan melakukan pemasaran bagi produk-produk mereka. Bentuk aktivitas utama yang akan dijalankan pada jenis supply chain management yang terakhir ini adalah berupa pengadaan produk-produk perusahaan.
Penerapan dari supply chain management ini juga membutuhkan adanya sebuah input pengelolaan terlebih dahulu didalamnya. Dan beberapa data-data yang melandasi penerapan dari supply chain management ini diantaranya adalah:
1. Strategi distribusi yang akan dijalankan.
Dalam upaya untuk lebih mengoptimalkan produksi perusahaan dan penyebaran produk-produk perusahaan dapat lebih merata kepada beberapa konsumen, maka dibutuhkan adanya sebuah strategi distribusi yang lebih tepat sasaran. Unsur input yang pertama ini terbagi atas dua macam metode persebaran, yaitu: metode penyebaran desentralisasi dan sentralisasi, melalui bantuan dari pihak ketiga maupun dari startegi penjualan secara langsung.
2. Proses distribusi produk.
Distribusi produk bisa diartikan sebagai sebuah penyebaran produk yang akan dilakukan dan bertujuan untuk bisa mendapatkan link penjualan agar bisa tersebar dengan lebih merata. Unsur input dari supply chain management ini terdiri atas jumlah dan lokasi supplier, ketersediaan dari fasilitas-fasilitas produksi, pusat produksi serta keberadaan dari gudang dan konsumen di pasar.
3. Manajemen inventarisasi.
Pencatatan dalam proses supply chain management ini sangat dibutuhkan agar bisa mendapatkan kauntitas dan lokasi pemasaran yang sudah tercatat secara nyata, sehingga untuk proses produksi berikutnya bisa lebih terpetakan dengan jelas.
4. Tetap memantau aliran dana supply chain management.
Input dari penjelasan data-data tentang perusahaan ini sangat dibutuhkan untuk jalannya proses dari sistem supply chain management agar menjadi lebih terarah. Pengaturan tentang aliran dana yang terdapat dalam supply chain management ini harus dilakukan dengan pembuatan syarat-syarat pembayaran dan metodologi untuk melakukan aktivitas transaksi produk.
Nah, itulah beberapa penjelasan yang lebih mendetail tentang jenis-jenis dan beberapa data-data yang mendasari dalam penerapan sistem dari supply chain management perusahaan. Semoga bisa bermanfaat dalam menambah wawasan Anda sekalian seputar proses distribusi dari supply chain management. Supplay Chain management sangat penting sebagai landasan dasar dalam mendistribusikan produk, baik yang FMCG, Bahan Bangunan, ATK, Pupuk dan lainnya. Serta hal ini akan semakin nyata apabila bagian akhir yang paling besar adalah distributor dapat meneruskan ke konsumen langsung produk-produk perusahaan. Apabila perusahaan anda adalah Distributor dan membutuhkan pembimbingan dalam pembuatan SOP sales dan distribusi, software Distribusi dan SFA ( Sales Force Automation) dan training terkait sales & distribusi dan perapian manajemen agar profit terus meningkat, silahkan hubungi groedu@gmail.com atau kontak ke 081-252-982900. Kami siap membantu!