Pada tahun 2015 ini memang tidak semua perusahaan dapat meraup laba maksimal sesuai yang dikehendaki. Bahkan sebagian perusahaan merugi akibat kurang cermat dalam mengelola kinerja perusahaan. Khususnya pebisnis yang memiliki beberapa jenis usaha yang dikelola terpisah dan diserahkan kepada manajer profesional. Pada laporan keuangan yang disajikan, kondisinya perusahaan mengalami penurunan laba bahkan minus bahkan pemilik merencanakan untuk menutup perusahaan di tahun 2016.
Supaya problem tidak menjadi rumit, silahkan untuk mengkaji ulang kinerja perusahaan dari berbagai sudut pandang. Antara lain kinerja produksi, kinerja pemasaran, kinerja administrasi dan keuangan dan berbagai divisi lainnya yang menunjang di dalam perusahaan. Apabila di perusahaan sudah memiliki software accounting, maka dari software accounting dapat ditarik profitabilitas per departemen. Ada software tertentu yang bisa menghitung kinerja setiap departement berdasarkan rugi labanya. Misalnya departement pengiriman, bisa dihitung sejauh mana efektifitasnya departemen pengiriman ini dalam menunjang operasional perusahaan. Biaya-biayanya dapat diketahui dengan jelas sesuai dengan akun-akun yang sesuai.
Tinjau di setiap departemen, apakah sudah memberikan rasio-rasio sebagai standard pengelolaan kinerja agar menunjang perusahaan disisi profit, misalnya di bagian keuangan dan penjualan, sejauh mana rasio piutang bad debt sudah ditentukan. Atau kalau tidak ditentukan sejauh mana piutang bad debt itu memiliki rasionya. Apabila belum diberikan standard maka sebaiknya segera berikan standard rasio untuk pengelolaan piutang. Misalnya yang berkaitan dengan current vs over due, current vs over due dapat dilaporkan setiap minggu agar piutang bad debt yang ada di perusahaan dapat diminimalkan. Berilah standardnya khususnya untuk piutang yang over due. Dari sini perusahaan akan tertolong dari segi keuangan apabila perusahaan banyak memberikan kredit kepada Customer.
Diatas adalah sedikit tinjauan mengenai keuangan. Apabila bagian diatas sudah dibuat sedemikian rupa standard-standardnya, maka beralihlah ke kinerja SDM yang ada di perusahaan. Parmenter menurut teorinya, kinerja SDM dapat diukur kecepatannya seperti speedo meter di mobil, dengan memberikan ukuran kinerja yang tepat. Seperti menuangkan kinerja perusahaan dalam performance appraisal, serta menetapkan indicator yang akan diukur maka kinerja SDM perusahaan dapat ditingkatkan. Secara umum disebut dengan KPI ( key performance indicator) misalnya bagian penjualan indicator utama yang diukur adalah : penjualan, pengelolaan piutang dan kelengkapan lainnya prosentase return (khusus perusahaan makanan) jika non makanan return tidak digunakan. Setiap perusahaan akan memiliki indicator berbeda di setiap fungsi jabatan yang ada di perusahaan.
Poin-poin tersebut diatas adalah cara efektif mengukur kinerja perusahaan dari segi keuangan dan sumber daya manuasia. Apabila artikel ini masih kurang membantu ibu/bapak pembaca, sebaiknya dapat didiskusikan dan hubungi 0818521172 atau email ke groedu@gmail.com supaya bapak/ibu mendapatkan bantuan sebelum menutup perusahaan atau dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan. (Penulis : Frans M. Royan, SE,MM adalah konsultan manajemen yang telah membantu ratusan klien sejak tahun 2005)