Seringnya mengalami kegagalan dalam upaya untuk membangun usaha, tentunya sudah menjadi salah satu pengalaman paling berharga bagi para pengusaha. Lika-liku perjalanan bisnis yang terkadang harus diwarnai dengan hadirnya batu-batu sandungan dalam perjalanan usaha, memaksa para pengusaha untuk memilih bagaimana selanjutnya strategi bisnis yang tepat bagi mereka agar tidak sampai masuk ke dalam jebakan lubang permasalahan yang lebih dalam lagi.
Karenanya, agar dapat menjauhkan para pelaku usaha dari lubang kegagalan, berikut ini adalah beberapa informasi-informasi penting tentang beberapa strategi bisnis apa saja yang sebisa mungkin harus dihindari oleh para pengusaha agar bisnisnya bisa tetap berjalan dan tidak sampai terbelenggu lebih dalam lagi oleh berbagai macam permasalahan dunia usaha saat ini.
1. Terlalu gegabah dalam berhutang untuk Kepentingan usaha.
Bermodal keberanian itu bagus, dan sudah menjadi ciri khas utama dari seorang pengusaha, dan kebiasaan dari para pengusaha muda, terutama yang masih pemula biasanya hanya bermodalkan keberanian untuk mengambil keputusan dalam hal pengembangan bisnis, salah satunya adalah memutuskan dengan cara berhutang, mereka masih awam dan terlalu gegabah untuk memutuskan berhutang, terkadang untuk mengembangkan usaha dengan cara berhutang menjadi sebuah pilihan yang kurang tepat manakala usaha yang sudah direncanakannya masih belum bisa berjalan dengan lancar. Karena, hanya mengandalkan pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya seperti koperasi dan lain-lain dalam hal memulai usaha baru, ini sama saja hanya akan memberikan tambahan beban baru bagi Anda yang masih belum mendapatkan omzet secara pasti. Akan menjadi jauh lebih bijak apabila Anda mengajukan pinjaman (berhutang) pada saat bisnis Anda sudah mulai berjalan dengan lancar dan mulai tertarik berekspansi untuk meningkatkan kapasitas produksinya.
2. Berekspansi dengan berbagai persiapan yang masih belum matang (Terlalu terburu-buru).
Pada dasarnya banyak diantara para pengusaha yang ingin lebih mengembangkan sayap bisnisnya dalam waktu yang relatif lebih singkat. Namun sayangnya, sebagian besar dari pelaku usaha tersebut lebih cenderung terlalu tergesa-gesa dalam berekspansi dan belum sempat membentengi usahanya dengan manajemen perusahaan yang benar-benar matang. Kondisi seperti inilah yang pada akhirnya akan bisa memancing beberapa permasalahan-permasalahan baru yang diluar dugaan tidak sempat terpikirkan sebelumnya oleh pengusaha tersebut, sehingga tidak heran fapabila banyak diantara para pelaku usaha yang belakangan ini seringkali gagal ditengah jalan dalam mempertahankan kerajaan bisnisnya, karena mereka masih belum benar-benar siap dengan segala resiko usaha yang setiap saat selalu menghadang di depan mata mereka.
3. Terlalu konsumtif dalam membelanjakan anggaran perusahaan.
Saat pertamakali mengawali sebuah usaha, terkadang para pengusaha lebih cenderung untuk segera membelanjakan uangnya dengan terlalu semangat. Sehingga sangat tidak mengherankan apabila modal awal yang seharusnya masih bisa ditekan seminimal mungkin, menjadi semakin over budget (pengeluaran anggaran yang terlalu berlebihan) karena Anda sudah membelanjakan beberapa perlengkapan dan juga bahan baku yang sebenarnya masih belum terlalu dibutuhkan pada tahap awal saat mendirikan usaha baru.
4. Kurangnya pengetahuan dan profesionalisme dalam menjalankan usaha.
Meskipun usaha yang telah Anda rintis masih terbilang sangat kecil, namun usahakan untuk selalu menjalankannya dengan penuh tanggungjawab dan sikap profesional dalam mengatur usaha tersebut. Pisahkan antara semua urusan pribadi Anda dengan urusan bisnis, dan kerjakanlah tugas utama Anda sebagai seorang pengusaha layaknya Anda sedang memimpin sebuah perusahaan besar. Mulailah dengan memisahkan antara keuangan usaha dengan keuangan pribadi, memisahkan ruang kerja dengan ruang keluarga, dan pastikan bahwa Anda selalu bijak dalam membagi waktu kerja dan waktu untuk bersama dengan keluarga.
5. Mengesampingkan strategi pemasaran usaha.
Dalam merintis sebuah usaha baru, kebanyakan para pengusaha hanya akan lebih fokus untuk memproduksi produk siap jual sebanyak-banyaknya daripada hanya sekedar memikirkan strategi pemasaran yang nanti akan mereka jalankan. Kondisi seperti inilah yang nantinya akan menjadikan sebagian besar pengusaha mengalami kesulitan dalam hal strategi untuk memasarkan produk-produknya. Sehingga tidak jarang dari mereka yang masih terus saja berproduksi, namun penjualan produknya sama sekali belum berkembang dengan optimal.
Semoga sedikit informasi tentang tips-tips entrepreneur ini mampu memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca sekalian dan khususnya untuk membantu para pengusaha pemula dalam mengembangkan usahanya. Maju terus pengusaha Indonesia dan salam sukses selalu.