Memanfaatkan sepeda yang dipakai sebagai alat transportasi sehari-hari, anggota komunitas ini menggoes sepeda menembus belantara beton dan kemacetan di ibukota untuk mengantarkan barang.
Pendiri Westbike Hendi Rachmat menutur kan, sebelum berubah menjadi perusahaan pengiriman barang via sepeda, Westbike yang didirikannya pada 2010 adalah toko sepeda fixie. Toko yang berlokasi di Jakarta Barat ini menjadi tempat berkumpulnya anggota komunitas sepeda.
“Pada 2012, bisnis lesu tetapi komunitas masih solid. Saya akhirnya berpikir agar komunitas ini tetap terjaga. Melihat peluang usaha seperti di luar negeri, sepertinya menarik jika membangun usaha kurir sepeda ini di Jakarta. Akhirnya mulai 2013 kami mulai beroperasi,” ujarnya.
Meskipun perusahaan penyedia jasa kurir menjamur, ternyata pelanggan antar barang via sepeda sangat banyak. Terbukti, kurir Westbike mencapai 40 orang dengan wilayah pengantaran di seluruh Jakarta, kecuali Jakarta Utara. Rata-rata pengantaran barang mencapai 200-250 per hari.
Biaya antar per pengiriman dengan dimensi 45 cm x 25 cm x 20 cm dan berat maksimal 9 kg sebesar Rp30.000. Sementara itu, untuk layanan pengantaran prioritas dengan waktu pengiriman maksimal dua jam setelah barang diambil dari pengirim dikenakan biaya Rp60.000, dengan dimensi dan berat yang sama.
“Kami sudah pernah survei jarak tempuh dari ujung Timur ke ujung Barat Jakarta mencapai 1 jam 50 menit,” katanya.
Konsep go green di bisnis antar barang via sepeda turut menarik perhatian Co founder Kamikurir Atma Sujadi. Perusahaan kurir sepeda yang didirikan di Depok pada Agustus 2015 didirikan oleh tiga orang yakni Atma Su jadi, Anggi Prayoga, dan Ikhlas Risandy. Ketiga nya berangkat dari hobi yang sama yakni sepe da. Kampanye ramah lingkungan ini juga dipakai sebagai upaya menghadapi persaingan dengan ojek online.
Selain itu, tambah Atma, penggunaan sepeda untuk mengantar barang sangat tepat untuk menghadapi macetnya Depok. Biaya yang dikenakan untuk pengiriman barang juga relatif murah yakni Rp15.000 untuk barang seberat 0 kg – 3 kg dengan jarak maksimal 10 km.
“Jika jarak tempuhnya lebih dari 10 km maka akan dikenakan tambahan Rp1.500 untuk per km selanjutnya. Sementara itu, untuk berat barang 3 kg – 6 kg akan dikenakan biaya Rp20.000 dengan jarak maksimal 10 km, dengan penambahan Rp2.000 untuk per km selanjutnya. Batasan maksimal adalah 35 km,” jelasnya.
Atma dan rekan yang lain mengaku tidak terlalu khawatir menghadapi persaingan dengan perusahaan jasa pengiriman konvensional. Menurutnya, konsumen di sekitar Jabodetabek dapat langsung merasakan manfaat yakni pengiriman cepat, aman, dan sampai pada hari yang sama.
“Hal ini berbeda dengan jasa logistik konvensional yang memerlukan waktu lebih dari sehari jika melewati batas waktu yang ditetapkan untuk mengantarkan pada hari yang sama,” katanya.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Trans por tasi Provinsi DKI Jakarta Sigit Wijatmoko menuturkan, minat masyarakat terhadap komunitas kurir sepeda menjadi bagian kampanye kendaraan ramah lingkungan dan mengurangi kemacetan.
“Kami menyambut baik adanya komunitas yang menawarkan jasa pengiriman melalui sepeda. Hanya saja yang perlu dipikir kan adalah faktor keselamatan bagi me reka menjalankan tugas itu,” tutur nya.
Selain itu, dia mengatakan jalur sepeda di sepanjang ibukota hanya sepanjang 26 km di empat ruas jalan yakni jalan Cipinang- Pondok Kopi, Pondok Kopi-Marunda, Taman Ayodya- Kantor Walikota Jakarta Selatan, dan Jalan Imam Bonjol- Pangeran Diponegoro.
Menurutnya, sepeda masuk dalam konsep pembangunan transportasi modern. Dukungan pemerintah dimungkinkan dalam bentuk membuat stasiun khusus sepeda di sepanjang ruas jalan Sudirman-Thamrin yang baru dapat dilakukan setelah diimplementasikannya rencana pedestrian, restrukturisasi trayek, dan pembatasan lalu lintas.
KEUNTUNGAN BISNIS
Ditilik dari sisi bisnis, konsultan bisnis Groedu Business Consultant & Trainer Frans M. Royan menuturkan kurir sepeda sudah dilakukan terlebih dahulu oleh PT. Pos Indonesia. Namun, kurir sepeda kembali mencuat sebagai jawaban memenuhi kebutuhan yang mende sak para pelang gan dan upaya mengu rangi polusi.
Frans menilai perusahaan dengan jenis bisnis seperti ini dapat men jadi perusahaan publik karena memiliki visi dan misi yang sesuai de ngan kebutuhan masyara kat. Semua itu dapat dica pai jika perusahaan kuat de ngan cara mem perluas cakupan komunitas sepeda yang peduli dengan visi dan misi yang ditetapkan.
“Di bidang bisnis memang ada ceruk kecil, niche market atau pasar yang tersegmentasi untuk tetap berdiri. Jadi tidak perlu khawatir jasa kurir ini akan tumbang kalau semua orang peduli dengan visi misi, yaitu ingin sehat, kurangi polusi dan bermanfaat untuk orang lain,” katanya.
Meskipun memiliki jargon yang cukup kuat, tetapi banyak hal yang perlu diperhatikan para perintis bisnis kurir sepeda. Salah satunya adalah membangun kepercayaan pelanggan.
“Membangun keper cayaan, keamanan, dan kerahasiaan sangat penting. Selain itu, juga perlu dicari cara praktis untuk menggu na kan jasa ini. Contohnya, apakah memung kinkan memakai aplikasi. Jika memungkinkan kenapa tidak. Penggunaan teknologi dapat dilakukan ketika proses pemesanan seperti saat memanggil ojek online,” jelasnya.
Frans kembali mengingatkan agar layanan kurir ini terus dilirik konsumen adalah memelihara visi dan misinya. “Kan sepeda salah satu kendaraan yang bebas polusi. Semakin visi dan misinya kuat dan banyak orang menggunakan jasa ini maka berpotensi mengurangi polusi. Saya yakin jasa kurir ini adalah jasa yang berkembang karena pendirinya banyak yang memiliki social entrepreneur yang kuat.” ( Sumber : Bisnis Indonesia, 20 Oktober 2016)