Memasarkan produk baru memang tidak mudah. Tetapi semua itu bisa disiasati agar jika tidak berhasil mengetahui sebab-sebabnya. Umumnya produsen produk baru sangat optimis dengan apa yang akan dipasarkan. Timbul anggapan bahwa “apabila produk sudah diluncurkan” maka produk bisa langsung diterima oleh pasar. Kenyataannya tidak, dan menurut survey hampir 98% produk baru yang diluncurkan mengalami kegagalan. Nah, agar tidak mengalami kegagalan maka perlu dipertimbangkan langkah-langkah di bawah ini:
- Lakukan riset mengenai produk yang akan dibuat, khususnya konsumen penggunanya. Apakah konsumen pengguna cukup luas atau segmen pasarnya sangat sempit. Apabila segmen pasarnya amat sempit, sebaiknya mencari peluar pasar baru dengan produk yang memiliki segmen pasar luas.
- Lakukan riset mengenai perilaku konsumen jika produk ternyata memenuhi syarat pertama. Perilaku konsumen ini perlu diriset untuk mengetahui : pola pakai, pola pembelian, pola ketertarikan serta perilaku konsumen lainnya. Riset ini akan menjadi landasan dasar apabila produsen akan lakukan promosi sehingga sasaran program promosinya masuk.
- Setelah ketemu poin ke dua, berikutnya adalah mensurvey saluran distribusinya. Apakah produknya ini memiliki saluran distribusi yang cukup panjang atau pendek. Umumnya pengetahuan ini untuk menunjang penyediaan barang dari manufacturing sampai dengan konsumen akhir. Ilmu supplay chain management sudah mesti diperhitungkan. Lalu saluran distribusi ini dalam bentuk apa? Tradisional market saja atau tradisonal market plus modern market. Atau modern market saja. Ini khusunya untuk produk yang berkaitan dengan konsumsi konsumen. Tetapi kalau konsumennya adalah B to B, maka survey saluran tidak mesti dilakukan khusus.
- Setelah saluran ditemukan, maka sebaiknya dibuat formula “launching produk”nya. Yang terdiri penjualan dilakukan dengan direct selling atau non direct selling. Kalau direct selling produsen akan membangun saluran induk sendiri, seperti membuka cabang-cabang. Tetapi kalau non direct selling, produsen bisa menggunakan distributor yang ada di Indonesia. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kalau direct selling membutuhkan people cukup banyak apabila pemasaran produk dilakukan secara nasional. Tetapi kalau scop wilayah reginal rada berkurang kebutuhan SDM-nya. Berbeda dengan menggunakan saluran Distributor, produsen bisa mengatur peoplenya sedemikian rupa dan dapat diefektifkan.
- Terkahir, setelah launching perlu mengevaluasi mengenai perjalanan pemasaran produk. Apabila dalam 3 bulan pertama sudah ada tarikan dan repeat order dari pihak retailer, maka produk sudah memiliki nyawa artinya produk memiliki tanda-tanda akan jalan. Apabila dalam 6 bulan masih kembang kempis reodernya. Maka tinjaulah : strategi penjualan, strategi promosi dan strategi distribusi serta pemilihan orangnya.
Selamat mencoba dan semoga berhasil. Apabila dengan artikel ini masih belum cukup untuk menjadi bekal memasarkan produk baru, sebaiknya carilah bantuan konsultan bidang pemasaran. Atau carilah info ke http://www.konsultanbisnissurabaya.com Atau http://www.trainingpemasaransurabaya.com