Setiap perusahaan ingin membeli dengan harga rendah dan menjual tinggi. Tetapi mereka bisa kehilangan segalanya dengan manajemen piutang yang buruk selama fase terakhir dari proses penjualan (pembayaran). Lebih dari setengah dari semua kebangkrutan dapat dikaitkan dengan manajemen piutang yang buruk, yang menunjukkan pentingnya hal tersebut. Manajemen piutang melibatkan lebih dari sekadar mengingatkan pelanggan untuk membayar. Ini juga tentang mengidentifikasi alasan non-pembayaran. Mungkin produk atau layanan tidak terkirim? Atau ada kesalahan administrasi pada faktur? Pengelolaan piutang yang baik merupakan proses komprehensif yang terdiri dari:
• Menentukan peringkat kredit nasabah terlebih dahulu.
• Sering memindai dan memantau risiko kredit nasabah.
• Menjaga hubungan pelanggan.
• Mendeteksi keterlambatan pembayaran pada waktunya.
• Mendeteksi keluhan pada waktunya.
• Mengurangi total saldo terutang.
• Mencegah piutang tak tertagih.

Manajemen piutang yang baik secara langsung berkontribusi pada laba perusahaan karena mengurangi piutang tak tertagih. Perusahaan juga memiliki arus kas yang lebih baik dan likuiditas yang tersedia lebih tinggi untuk digunakan dalam investasi atau akuisisi. Selain itu, manajemen piutang yang baik meningkatkan citra profesional perusahaan.
Persiapan Manajemen Piutang Yang Baik
Pada prinsipnya pengelolaan piutang yang baik melibatkan dua langkah. Pertama, Anda menentukan strategi Anda dan kemudian Anda menentukan prosedur yang sesuai.
Langkah 1. Tentukan strategi
• Pelanggan mana yang Anda terima dan dalam kondisi apa?
• Pelanggan mana yang Anda pantau?
• Siapa yang seharusnya tidak diterima lagi, dan kapan jalan keluarnya?
Langkah 2. Siapkan prosedur yang sesuai
• Seperti apa proses faktur Anda?
• Seperti apa faktur Anda?
• Kapan Anda mengingatkan pelanggan melalui telepon?
• Kapan Anda mengingatkan pelanggan secara tertulis?
• Seperti apa tampilan pengingatnya?
• Kapan Anda menggunakan agen penagihan utang?
• Kapan Anda akan memulai proses hukum?
• Apa peran karyawan Anda dalam hal ini? Apakah Anda akan memilih outsourcing atau in-house management?
Sistem Apa Yang Dibutuhkan?
Perusahaan menggunakan aplikasi dan sistem yang berbeda untuk membatasi risiko dan memperbarui data. Ini dapat membantu Anda mengatur dan merancang manajemen piutang Anda.
• Sistem penerimaan. Berdasarkan informasi kredit, Anda menentukan apakah pelanggan baru diterima atau tidak. Ini mungkin proses manual atau otomatis.
• Sistem pemantauan. Sistem ini memeriksa seluruh portofolio untuk wawasan berkelanjutan tentang pelanggan dan pemasok yang ada. Ini penting, terutama yang berkaitan dengan pihak berantai.
• Sistem faktur. Faktur dapat dikirim secara manual atau otomatis (terkadang sebagai faktur digital) dan pengingat harus selaras secara logis.
• Sistem pembukuan. Semua piutang dan hutang dibukukan dalam sistem ini, yang memberikan wawasan tentang arus kas dan risiko piutang.
• Sistem CRM. Sistem Manajemen Hubungan Pelanggan (CRM) mencantumkan informasi yang berkaitan dengan perjanjian, kontak, dan kontrak dengan pelanggan. Pengaduan juga dapat diproses dalam sistem ini untuk meningkatkan wawasan tentang latar belakang non-pembayaran.
Mengotomatiskan Manajemen Piutang
Mengotomatiskan manajemen piutang memungkinkan Anda untuk menghubungkan semua sistem di atas. Ini meningkatkan efisiensi alur kerja dan memberikan wawasan yang lebih baik dengan menghasilkan arus kas dan laporan pelanggan. Menautkan informasi kredit secara otomatis mengurangi persentase pelanggan baru yang tidak membayar. Dengan secara otomatis mengintegrasikan penagihan hutang dalam prosesnya, persentase pelanggan yang tidak membayar juga turun. Bagi Anda yang memang masih bermasalah dengan manajemen AR, Silahkan hubungi kami konsultan profesional melalui email groedu@gmail.com, atau bisa langsung menghubungi kami melalui nomor WA 0812-5298-2900. Kami siap membantu Anda.