Merekrut generasi milenial membutuhkan kemahiran. Tapi tidak hanya berakhir di situ. Kerja keras juga datang untuk mempertahankan mereka. Milenial tidak dikenal karena loyalitasnya kepada majikan, melainkan bersedia pergi ke padang rumput yang lebih hijau dan merugikan bisnis dalam jumlah yang tak terhitung karena hilangnya produktivitas. Jika bisnis Anda tidak ingin mengalami hal seperti itu, penting untuk memahami cara membuat pekerja milenial senang, baik di kantor atau bekerja dari rumah.

Generasi milenial ada generasi yang lahir antara tahun 1981 dan 1996. Mereka paham teknologi, peduli lebih dari sekadar gaji, dan terbiasa memiliki suara. Mereka adalah kelompok optimis yang mencintai media sosial dan ingin pekerjaan dan pertemuan mereka bermakna.
Generasi milenial memiliki karakteristik unik yang perlu dipeluk dan dimanfaatkan di tempat kerja jika Anda ingin menumbuhkan loyalitas. Jika Anda tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka dan menyediakan lingkungan kerja yang tepat bagi mereka, mereka akan segera bertindak.
Perusahaan yang mau merekrut dan mempertahankan kaum milenial harus rela merangkul semuanya, dimulai dengan teknologi. Baik itu alat kolaborasi, konferensi video, atau aplikasi seluler, karena teknologi adalah pertimbangan utama bagi banyak milenial yang mencari pekerjaan. Ambil contoh pandemi. Perusahaan dapat beralih ke pekerjaan jarak jauh dengan cepat. Mengapa? Karena sebagian besar pekerja disana adalah milenial yang paham teknologi.
Milenial mungkin bukan kelompok pekerja yang paling setia, tetapi mereka adalah aset yang tak ternilai bagi bisnis dengan berbagai skala. Mereka membawa perspektif baru, semangat, dan dorongan untuk sukses. Tetapi Anda harus berhati-hati dengan grup ini. Milenial yang tidak puas dapat dengan cepat mengarah ke posisi terbuka jika Anda tidak berhati-hati. Berikut ini beberapa tips saat Anda telah merekrut pekerja milenial.
- Kepercayaan dan transparansi. Kepercayaan dan transparansi adalah bahan utama dari hubungan kerja yang sukses. Tanpa kepercayaan di kedua sisi, kebencian akan cepat merasuk. Hal yang sama berlaku untuk kurangnya transparansi. Milenial adalah kelompok ambisius yang akan mencapai dan melampaui tujuan jika mereka mengetahui permainan akhir dan aturannya. Mereka ingin tahu tantangan apa yang mereka hadapi alih-alih dibiarkan dalam kegelapan.
- Inspirasi dan minat. Di luar lingkungan yang terbuka dan transparan, penting bagi pemilik bisnis untuk membuat karyawan milenial mereka tetap tertarik. Milenial mudah bosan dan tidak akan menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan promosi. Mereka menginginkan hal besar dan akan berusaha keras untuk mendapatkannya. Mereka ingin terinspirasi dalam pekerjaan, tidak harus berinvestasi dalam pekerjaan.
- Keterlibatan dan koneksi. Milenial ingin merasa seperti bagian dari tim. Kolaborasi penting untuk kelompok pekerja ini. Pandemi telah membuat itu semakin sulit, yang berarti pemilik bisnis harus memastikan keterlibatan karyawan masih tinggi. Jika dibiarkan, pelepasan dapat merusak produktivitas.
Mempertahankan kaum milenial membutuhkan pekerjaan dari pihak pemilik bisnis. Generasi milenial bekerja paling baik saat ada kepercayaan dan transparansi, saat mereka terinspirasi dan terlibat, serta saat mereka merasa seperti bagian dari tim.
Semoga artikel di atas bermanfaat bagi pembaca, apabila pembaca membutuhkan informasi mengenai artikel di atas dan membutuhkan bimbingan serta pendampingan dalam Manajemen HRD, silahkan hubungi kami di klik http://klikwa.net/groedu.limardi. Anda akan terhubung dengan kami dan kami siap mendampingi anda.