Ketika penyebaran virus korona menyebar, perusahaan-perusahaan terbesar di dunia telah mulai melukis gambaran suram dari rantai pasokan yang rusak, mengganggu produksi, toko-toko kosong dan permintaan yang lesu untuk dagangan mereka. Beberapa perusahaan besar seperti Microsoft, apple, mastercard, serta lainnya pun telah membeberkan edaran kondisi bagaimana virus ini mempengaruhi perilaku konsumen dan sentiment bisnis.
Meski begitu ternyata terdapat beberapa jenis bisnis yang justru meraut omset yang lebih besar. Seperti produsen masker dan sanitasi, suplemen daya tahan tubuh, dan berbagai transaksi online shop. Dengan mengetahui hal ini, alangkah baiknya jika para marketer untuk menjalankan strategi di tengah kepanikan konsumen akibat virus corona ini. Diantaranya adalah sebagai berikut.
Kurangi Aktivitas Penjualan
Dalam keadaan seperti saat ini bencana virus corona, janganlah terlalu berlebihan untuk melaksanakan aktivitas hard selling anda. Kenapa? Saya yakin anda sudah paham bahwa saat ini sedang terjadi sebuah kedukaan besar. Saat dimana semua orang dirundung ketakutan dan kecemasan. Alangkah lebih baik jika kita berbagi semangat kepedulian dan empati.
Jangan sampai brand anda terkesan bahwa sangat diuntungkan dengan kondisi berduka saat ini. Cobalah anda renungkan saat semua orang dirundung kesusahan, brand anda malah semakin meningkatkan hard selling dan memanfaatkan keadaan yang bagi kebanyakan orang sangat mencemaskan.
Saat ini masyarakat tengah diliputi dengsn kecemasan yang bisa membuat mereka sangat sensitif. Dalam kondisi seperti itu, promosi berlebihan bisa berujung bully atau hujatan di media sosial. Dan kalau sudah begitu, tentu reputasi brand anda di ujung tanduk.
Tunjukkan Rasa Empati
Di tengah kepanikan dan kesusahan banyak orang, ini adalah saat yang pas bagi brand untuk memperbanyak dukungan atau empati, dan bukannya malah melakukan berbagai plesetan atau permainan yang menyangkut pautkan dengan virus corona.
Seperti contoh yang terjadi di banyuwangi terhadap seorang pedanggut banyuwangi yang membawakan lagu Corona yang kemudia diplesetkan menjadi “Comunitas Rondo Merana”. Sontak hal ini langsung mendapat respon buruk dari berbagai kalangan netizen. Banyak kecaman dan hujatan yang terarahkan pada pedangdut ini.
Bayangkan jika hal serupa terjadi pada iklan atau brand activation anda yang coba-coba memplesetkan krisis corona. Maka hal buruk yang sama dengan pedangdut tadi akan terjadi pada brand anda. Anda harus menghindari gimik-gimik marketing yang terlalu over–creative dan “nyrempet-nyrempet” risiko kena bully netizens.
Menjadi Solusi
Saat-saat seperti ini adalah saat yang paling tepat untuk menunjukkan bahwa perusahaan anda adalah corporate citizen yang baik. Inilah waktu yang tepat untuk menjalankan program corporate social responsibility dengan aktif menjadi solusi sosial bagi permasalahan masyarakat di tengah krisis corona. Di tengah melonjaknya harga masker karena tingginya permintaan dan adanya oknum penimbun barang, tiga hari lalu Apotik Kimia Farma mengeluarkan pengumuman yang empatik. Harga masker di seluruh Apotik Kimia Farma tetap Rp. 2000 di tengah harga masker melambung tinggi hingga 10 kali lipat.
Untuk pemerataan, Apotik Kimia Farma membatasi penjualan masker sebanyak dua masker per orang. Dan apotik plat merah ini menjamin bahwa pasokan masker akan cukup sehingga masyarakat tetap bisa mendapatkannya dengan harga yang wajar. Langkah Apotik Kimia tersebut merupakan solusi di tengah kelangkaan masker saat itu. Hal ini punya dampak positif bagi brand dan menimbulkan simpati di kalangan konsumen dan masyarakat luas. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda para pembaca. (Dr berbagai sumber)