Pada Kesempatan kali ini Konsultan Manajemen usaha surabaya kembali berbagi informasi mengenai Tiga Pilar Dasar Perusahaan (Triple Bottom Line).
Artikel ini bertujuan untuk melengkapi artikel sebelumnya dengan judul yang sama yakni “Tiga Pilar Dasar Perusahaan”. Artikel sebelumnya menjelaskan pengertian dan pemahaman sederhana dari konsep bisnis yang memerhatikan lingkungan dan sosial. Pada artikel ini kami akan memberikan beberapa contoh kasus yang pernah terjadi berkaitan dengan topik pentingnya menjalankan tiga pilar dasar ini.
Unilever
Dikutip dari Harian Kompas, pada tahun 2009 Unilever menyatakan berhenti membeli minyak kelapa sawit yang diproduksi oleh PT. Sinar Mas Agro Resources & Technology. Keputusan pemberhentian sebagai supplier minyak tersebut disebabkan karena adanya tuntutan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Greenpeace. Salah satu LSM global yang memiliki misi menyelamatkan kelestarian lingkungan termasuk menolak pemberantasan hutan yang cabangnya telah tersebar di berbagai negara. Greanpeace menyatakan Sinar Mas membangun perkebunan kelapa sawit dengan cara menebang hutan tropis secara ilegal di Kalimantan Barat. Hal yang dikhawatirkan dari implikasi bisnis ini yakni kehidupan satwa menjadi terganggu, dan penyerapan karbon dioksida menjadi berkurang.
Timberland
Timberland merupakan perusahaan yang memproduksi sepatu, pakaian dan aksesoris. Dikutip dari harian SWA, Pada pertengahan Juli 2009 perusahaan ini didemo oleh sekitar 65.000 aktivis yang marah. Para aktivis dan salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat Greenpeace menuduh perusahaan menjadi bagian dari aksi pembabatan hutan amazon dalam mengembangkan bisnisnya. Logo perusahaan yang menunjukan pohon dapat bermakna ikut melestarikan alam, tetapi berbeda dalam kenyataannya. Agar tetap mendapatkan legitimasi sosial, pihak manajemen Timberland mengajak diskusi perwakilan Greenpeace dan aktivis untuk memberikan solusi. Setelah diskusi dilakukan antara manajemen, aktivis, dan Suppllier maka diperoleh jalan keluar. Dalam kesepakatan tersebut, tercapai tuntutan utama yaitu kesediaan supplier mengurus sertifikasi kepeduliannya pada kelestarian hutan ketika melakukan penebangan hutan.
Foxconn
Foxconn merupakan salah satu perusahaan pembuat papan sirkuit terbesar di dunia yang berpusat di Taiwan. Diperoleh dari berbagi sumber, perusahaan ini kerap sekali dikaitkan dengan kasus bunuh diri karyawan. Pada tahun 2007, ditemukan seorang pria tewas bunuh diri dengan menggantung lehernya di toilet pabrik. Dua tahun berselang, salah seorang karyawan pabrik meloncat dari lantai 12 apartemen miliknya karena tidak tahan dengan tekanan atas tuduhan mencuri prototipe iphone baru. Aksi loncatnya tersebut dilakukan keesokan hari setelah mengirimkan pesan terakhir kepada kekasihnya. Seakan menjadi sebuah hal yang biasa, rutinitas bunuh diri terjadi setiap tahun. Tindakan yang dapat menyelesaikan masalah menurut karyawan yakni bunuh diri. Aksi ekstrim yang mendapat perhatian media yaitu tepatnya pada tahun 2012 Foxconn mendapat ancaman bunuh diri dari 150 buruh. Atas fenomena tersebut, Lembaga Swadaya Masyarakat China China Labour Watch (CLW) memberikan kritikan keras kepada Apple karena menemukan pelanggaran hak buruh. Tuduhan tersebut ditujukan ke pihak Apple karena Foxconn merupakan supplier dari Apple. Dalam pernyataannya CLW telah mendokumentasikan 36 pelanggaran hukum dan 50 pelanggaran etika buruh di pabrik pegatron. Berdasarkan hasil jurnalis ditemukan penyebab terjadinya bunuh diri beberapa diantaranya ialah Gaya Manajemen yang mudah melakukan kekerasan verbal, Jam Kerja terlalu panjang, Potensi kecelakaan kerja tinggi, upah (lembur) telat dibayar dan rendah, dan adanya diskriminasi buruh.
Dongguan Shinyang Electronics
Dongguan Shinyang Electronics merupakan salah satu supplier produk samsung yang berpusat di China. Pada tahun 2014 Manajemen Samsung memberikan pernyataan resmi bahwa mereka menghentikan sementara hubungan dengan pemasok setelah samsung mendengar bahwa mitranya menggunakan anak sebagai pekerja pada divisi perakitan. Tidak berhenti disitu, apabila pihak berwajib menemukan bukti kebenaran tuduhan tersebut maka manajemen akan melakukan sikap tegas dengan mengakhiri hubungan bisnis secara permanen.
Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, bahwa agar mendapatkan penerimaan dari masyarakat perusahaan memang harus menerapkan tiga pilar dasar. Jika hanya fokus pada pencapaian laba saja dan mengabaikan aspek lainnya kondisi perusahaan akan terganggu. Unilever, Timberland dan Samsung terpaksa harus memilih untuk mengakiri hubungan dengan suppliernya ketika ditemukan bahwa mitra bisnisnya menghadapi kasus hukum yang akan implikasinya negatif bagi perkembangan perusahaan.
Pada kasus Foxconn, manajemen telah berusaha mengurangi angka kematian buruh pabrik yang diakibatkan dari bunuh duri dengan memasang jaring pada sekitar gedung tujuannnya agar setiap karyawan yang berusaha menjatuhkan diri dari atas gedung ke tanah dapat ditangkap oleh jaring yang telah terpasang. Akan tetapi pendekatan penyelesaian masalah tersebut tidak efektif karena tidak mengarah ke inti permasalahan.
Terima kasih telah berkunjung ke website kami, itulah sedikit informasi mengenai kasus terkait dengan pentingnya menerapkan tiga pilar dasar secara seimbang. Apabila pembaca membutuhkan konsultasi manajemen, membutuhkan pembenahan Standar Operational Procedure (SOP) dan butuh Accounting Software pembaca dapat menghubungi groedu@gmail.com atau kontak 081-252-982900 / 081-8521172. Kami siap membantu. Sampai bertemu di pembahasan artikel selanjutnya.