Manajemen transportasi banyak melibatkan pihak-pihak yang secara langsung menentukan kinerja dari transportasi. Setidaknya terdapat enam pihak dalam manajemen trasportasi, yaitu:

1. Pengirim (shipper) disebut sebagai consignor.
2. Penerima (receiver) dikenal sebagai consignee.
3. Perusahaan penyedia jasa transportasi (carrier dan agent).
4. Pemerintah (government).
5. Teknologi informasi dan komunikasi (ICT).
6. Masyarakat (public).

• Pengirim (shipper) dan Penerima (receiver)

Pengirim dan penerima adalah pihak-pihak yang membutuhkan pergerakan produk antara dua lokasi dalam satu rantai pasok. biasanya, pengirim berkepentingan terhadap penyelesaian transaksi penjualan atau pembelian produk. Keberhasilan transaksi tersebut membutuhkan adanya pergerakan barang dari lokasi asal kepada lokasi tujuan dengan biaya transportasi yang paling rendah. Bagi pengirim dan penerima, isu-isu penting yang harus disolusikan adalah waktu pengambilan dan pengantaran barang, waktu singgah, kehilangan dan kerusakan barang, penagihan, dan keakuratan informasi.

• Perusahaan penyedia jasa transportasi (carrier dan agent).

Carrier merupakan pihak yang menyelenggarakan transportasi barang. Sebagai perusahaan penyedia jasa transportasi, carrier akan membebankan tarif dari angkutan semaksimal mungkin dan meminimalkan biaya tenaga kerja, fuel, dan biaya operasional dari kendaraan. Untuk mencapai tujuan ini, carrier akan melakukan koordinasi waktu pengambilan dan pengantaran barang untuk beberapa pengirim dengan cara berkonsolidasi agar dapat mencapai operasional yang lebih efisien. Broker dan freight forwarder merupakan agen utama dari transport yang memfasiltiasi carrier dengan kebutuhan pengirim.

Carrier membuat keputusan investasi yang berhubungan dengan kebutuhan bisnis dan operasional dari transportasi, seperti truck, pesawat udara, kapal, lokomotif, dan lain sebagainya, dan akan menyelenggarakan bisnis transportasi dengan biaya operasional yang lebih efisien agar dapat semakin memaksimalkan tingkat pengembalian terhadap asset yang telah diinvestasikan.

• Pemerintah (government).

Pemerintah berperan penting dalam hal transportasi melalui penyediaan infrastruktur yang banyak dibutuhkan, seperti pembangunan jalan raya, pelabuhan, bandar udara, jalan kereta api, kebijakan regulasi transportasi, dan berupa pelayanan pemerintah untuk menyelenggarakan transportasi dalam rangka untuk mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan untuk peningkatan kinerja logistik Nasional.

Hampir semua infrastruktur dari transportasi dimiliki dan dikelola sebagai layanan untuk publik. Untuk itulah, kebijakan tentang transportasi akan menjadi lebih diarahkan untuk menciptakan lingkungan usaha yang lebih fair dan semakin kompetitif dalam usaha untuk mencegah monopoli dari pihak-tertentu yang tidak bertanggungjawab, keseimbangan lingkungan dan penghematan energi.

• Teknologi informasi dan komunikasi (ICT).

ICT sangat diperlukan dalam menyediakan informasi yang lebih akurat dan tentunya bersifat real-time antara pelanggan dan pemasok atau diantara pengirim dan penerima. Perkembangan ICT transportasi sudah mencakup aplikasi Transportation Management System (TMS) dan Fleet Management System (FMS) yang saat ini sudah berbasis web atau cloud.

• Masyarakat (public).

Pihak terakhir dalam yang berperan penting dalam sistem transportasi adalah pihak publik. Publik sangat berkepentingan terhadap kebutuhan transportasi yang terjangkau dengan mudah, biaya yang lebih murah, aman, selamat, dan harus memperhatikan tentang keberlanjutan dari lingkungan. Secara tidak langsung, publik telah menciptakan permintaan jasa transportasi dengan cara pembelian produk-produk.

Nah, itulah penjelasan singkat tentang beberapa pihak yang terlibat dan berpengaruh besar dalam menentukan kinerja pada manajemen transportasi rantai pasok dan logistic. Semoga bisa bermanfaat bagi Anda sekalian dan apabila membutuhkan SOP Logistik dan Transportasi, serta software accounting. Silahkan kontak ke 081-8521172 atau 081-252-982900. Kami siap membatu. Terima kasih.