TUJUAN UTAMA DARI PROSES DAN HASIL DARI VALUE CHAIN ANALYSIS/ANALISIS RANTAI NILAI (VCA) BAGI MANAJEMEN ORGANISASI

Idealnya, Value Chain Analysis (VCA) akan dapat semakin membantu pihak organisasi internal perusahaan dalam mengidentifikasikan daerah-daerah mana saja yang nantinya akan dapat semakin dioptimalkan untuk meningkatkan efisiensi yang lebih maksimum lagi dan dengan tujuan profitabilitas yang menjadi semakin lebih jelas.

Misalnya dalam dunia bisnis perbankan, value chain analysis yang sangat penting adalah terhadap sisi penggalangan dana dan juga terhadap penyaluran kredit, maka pada ke dua bagian tersebutlah (penggalangan dana dan penyaluran kredit) yang sebenarnya harus lebih di optimalkan lagi, sebelum bagian-bagian yang lainnya.

Sedangkan dalam industri manufaktur, tentu saja yang paling penting adalah terletak kepada mata rantai :

1. Proses procurement (Pembelian) bahan baku.
2. Quality assurance (kualitas asuransi).
3. Proses produksi.
4. Marketing & sales.
5. Service.

Sedangkan pada bisnis jasa consulting dan training, mata rantai proses yang paling banyak dalam memberikan value adalah tentang berbagai materi/modul-modul penting, fasilitator, dan juga termasuk juga dengan sales.

Dalam jenis organisasi perusahaan apapun yang saat ini telah Anda jalankan, proses value chain analysis sangat perlu untuk dijalankan agar dapat diketahui pada jenis area-area mana saja yang terdapat proses yang paling banyak dalam memberikan valued added (nilai tambah) bagi perkembangan dan optimalisasi kinerja organisasi internal perusahaan.

Tahapan selanjutnya dalam area yang sudah teridentifikasi sebagai high value added areas (area yang bernilai tambah tinggi), semua sumber daya yang dapat menopang terhadap proses tersebut harus semakin lebih dioptimalkan lagi. Mulai dari sumber daya dari sisi peralatan, teknologi, sistem operasional, sampai dengan SDM yang selama ini telah menjalankannya. Namun sayangnya, banyak diantara organisasi-organisasi besar yang telah luput dalam melakukan hal-hal yang begitu riskan semacam ini dan begitu elementar (namun juga cukup riskanl) tersebut.

Banyak diantara perusahaan-perusahaan dan organisasi besar yang sudah gagal dalam melacak key eye value chain (mata rantai nilai kunci) dalam dirinya sendiri, dan kemudian telah gagal juga dalam mengalokasikan sumber daya miliknya dengan lebih cerdas dan efisien.

Misalnya saja kita ambil sedikit contoh, dalam hal pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM). Banyak diantara perusahaan-perusahaan besar yang menganggap remeh bahwa seluruh SDM dalam internal organisasinya adalah hanya bersifat sama saja, tanpa harus memandang apakah sebagian besar atau sebagian kecil diantara mereka sudah masuk ke dalam key eye value chain atau tidak sama sekali.

Dan akibat buruknya adalah, treatment (pengobatan) terhadap pengembangan semua SDM tersebut akan dilakukan secara sama rata dan seragam tanpa adanya sedikitpun pengecualian talenta-talenta yang berbakat maupun yang tidak berbakat. Hal ini bukan saja akan sangat melelahkan, namun juga merupakan sebuah pemborosan yang luar biasa besar bagi organisasi perusahaan.

Lalu kenapa tidak fokus saja kepada tim SDM? Yang lebih tepat berada pada bagian high value added areas, dan hanya tinggal “mengelola dan melatih” para talenta-talenta kelas terbaik yang sudah terindikasi keberadaanya hanya berada pada area tersebut saja. Dan hal inilah yang selama ini sudah lama dilakukan oleh perusahaan kelas dunia seperti halnya IBM, Google, Microsoft, Apple dan banyak lagi perusahaan-perusahaan besar dunia lainnya.

(Dari berbagai sumber)

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s