Start up minimarket adalah sebuah usaha yang bergerak di bidang perdagangan cepat, yaitu menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari dengan cara yang mudah, cepat, dan nyaman. Start up minimarket biasanya menggunakan teknologi digital untuk memudahkan transaksi, pengiriman, dan manajemen stok. Beberapa contoh start up minimarket di Indonesia adalah Astro, GrabMart, GoMart, dan HappyFresh.
Salah satu masalah dari sisi manajemen bisnis yang paling membuat pusing ketika start up minimarket adalah masalah persaingan. Persaingan dalam bisnis adalah hal yang wajar dan sehat, namun juga bisa menjadi tantangan yang berat bagi start up minimarket yang baru memulai usahanya. Start up minimarket harus bersaing dengan toko-toko konvensional maupun online yang sudah ada di pasaran. Start up minimarket harus menawarkan nilai tambah yang bisa menarik dan mempertahankan pelanggan, seperti kualitas produk, layanan, harga, lokasi, dan promosi.
#1 Menganalisis Pasar
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh start up minimarket untuk mengatasi masalah persaingan adalah menganalisis pasar. Menganalisis pasar berarti mengetahui siapa target pasar start up minimarket, apa kebutuhan dan preferensi mereka, serta bagaimana perilaku pembelian mereka. Menganalisis pasar juga berarti mengetahui siapa pesaing start up minimarket, apa kelebihan dan kekurangan mereka, serta bagaimana strategi mereka. Dengan menganalisis pasar, start up minimarket bisa menentukan posisi dan diferensiasi mereka di pasar.
Untuk menganalisis pasar, start up minimarket bisa menggunakan berbagai metode, seperti:
- Survei. Survei adalah cara mengumpulkan data dari target pasar atau pesaing melalui kuesioner atau wawancara. Survei bisa dilakukan secara online atau offline, dengan menggunakan sampel acak atau purposif. Survei bisa membantu start up minimarket untuk mendapatkan informasi tentang profil, kepuasan, harapan, masalah, dan saran dari target pasar atau pesaing.
- Observasi. Observasi adalah cara mengumpulkan data dari target pasar atau pesaing melalui pengamatan langsung atau tidak langsung. Observasi bisa dilakukan secara terbuka atau tertutup, dengan menggunakan teknik partisipatif atau non-partisipatif. Observasi bisa membantu start up minimarket untuk mendapatkan informasi tentang perilaku, aktivitas, interaksi, dan lingkungan dari target pasar atau pesaing.
- Studi kasus. Studi kasus adalah cara mengumpulkan data dari target pasar atau pesaing melalui analisis mendalam terhadap satu atau beberapa contoh spesifik. Studi kasus bisa dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif, dengan menggunakan teknik deskriptif atau eksplanatif. Studi kasus bisa membantu start up minimarket untuk mendapatkan informasi tentang latar belakang, proses, hasil, dan dampak dari target pasar atau pesaing.
Baca juga : 16 langkah untuk memulai bisnis supermarket yang profit
#2 Mengembangkan Produk
Langkah kedua yang harus dilakukan oleh start up minimarket untuk mengatasi masalah persaingan adalah mengembangkan produk. Mengembangkan produk berarti menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan target pasar. Produk yang ditawarkan oleh start up minimarket harus memiliki kualitas yang baik dan segar, variasi yang luas, serta harga yang bersaing. Start up minimarket juga harus berinovasi dalam mengembangkan produk baru atau meningkatkan produk lama agar tetap relevan dengan perkembangan pasar.
Untuk mengembangkan produk, start up minimarket bisa menggunakan berbagai strategi, seperti:
- Desain berpusat pada pengguna. Desain berpusat pada pengguna adalah strategi mengembangkan produk dengan mengutamakan kebutuhan, keinginan, dan pengalaman pengguna. Desain berpusat pada pengguna melibatkan pengguna dalam setiap tahap pengembangan produk, mulai dari penelitian, perencanaan, prototipe, pengujian, hingga evaluasi. Desain berpusat pada pengguna bisa membantu start up minimarket untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan harapan dan kepuasan pengguna.
- Minimum viable product. Minimum viable product adalah strategi mengembangkan produk dengan menghasilkan versi minimal dari produk yang bisa memberikan nilai kepada pengguna. Minimum viable product bertujuan untuk menguji asumsi dan hipotesis tentang produk dengan biaya dan waktu yang minimal. Minimum viable product bisa membantu start up minimarket untuk mendapatkan umpan balik dan validasi dari pengguna sebelum mengembangkan produk lebih lanjut.
- Pivot. Pivot adalah strategi mengembangkan produk dengan mengubah arah atau fokus dari produk berdasarkan umpan balik dan data dari pengguna. Pivot bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan dari produk dengan menyesuaikan diri dengan perubahan pasar. Pivot bisa membantu start up minimarket untuk menghindari kegagalan dan menciptakan peluang baru dari produk.
#3 Memaksimalkan Teknologi
Langkah ketiga yang harus dilakukan oleh start up minimarket untuk mengatasi masalah persaingan adalah memaksimalkan teknologi. Memaksimalkan teknologi berarti menggunakan teknologi digital untuk menjalankan usaha start up minimarket. Teknologi digital bisa membantu start up minimarket dalam hal transaksi, pengiriman, manajemen stok, pemasaran, dan lainnya. Teknologi digital juga bisa membantu start up minimarket dalam memberikan layanan yang mudah, cepat, dan nyaman kepada pelanggan.
Untuk memaksimalkan teknologi, start up minimarket bisa menggunakan berbagai aplikasi, website, atau media sosial, seperti:
- Aplikasi. Aplikasi adalah perangkat lunak yang bisa diinstal dan dijalankan di perangkat mobile, seperti smartphone atau tablet. Aplikasi bisa membantu start up minimarket untuk menampilkan produk-produk mereka dengan baik, memudahkan pelanggan untuk memesan dan membayar produk-produk mereka, serta melacak status pengiriman produk-produk mereka. Beberapa contoh aplikasi yang bisa digunakan oleh start up minimarket adalah Astro, GrabMart, GoMart, dan HappyFresh.
- Website. Website adalah kumpulan halaman web yang bisa diakses melalui internet menggunakan browser, seperti Google Chrome atau Firefox. Website bisa membantu start up minimarket untuk menampilkan profil dan visi misi mereka, memberikan informasi tentang produk-produk mereka, serta menyediakan layanan pelanggan yang responsif. Beberapa contoh website yang bisa digunakan oleh start up minimarket adalah Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan Lazada.
- Media sosial. Media sosial adalah platform online yang memungkinkan pengguna untuk berbagi konten, informasi, opini, dan lainnya dengan orang-orang lain. Media sosial bisa membantu start up minimarket untuk mempromosikan produk-produk mereka kepada calon pelanggan, meningkatkan kesadaran merek mereka, serta membangun komunitas dan loyalitas pelanggan. Beberapa contoh media sosial yang bisa digunakan oleh start up minimarket adalah Facebook, Instagram, Twitter, dan YouTube.
#4 Membangun Branding
Langkah keempat yang harus dilakukan oleh start up minimarket untuk mengatasi masalah persaingan adalah membangun branding. Membangun branding berarti menciptakan citra merek yang kuat dan positif di mata pelanggan. Branding adalah cara start up minimarket untuk membedakan diri dari pesaing dan menciptakan loyalitas pelanggan. Branding bisa dibangun melalui nama, logo, slogan, desain, warna, dan lainnya yang merepresentasikan identitas dan nilai start up minimarket.
Untuk membangun branding, start up minimarket harus memperhatikan beberapa hal penting, seperti:
- Konsistensi. Konsistensi adalah kunci utama dalam membangun branding yang kuat. Konsistensi berarti menjaga kesesuaian antara elemen-elemen branding dengan elemen-elemen lain yang terkait dengan start up minimarket, seperti produk, layanan, platform, dan komunikasi. Konsistensi bisa membantu start up minimarket untuk menciptakan kesan yang kuat dan kredibel di mata pelanggan.
- Keunikan. Keunikan adalah salah satu faktor yang bisa membuat start up minimarket menonjol di antara pesaing. Keunikan berarti menawarkan sesuatu yang berbeda dan menarik dari start up minimarket, baik itu dari segi produk, layanan, platform, atau komunikasi. Keunikan bisa membantu start up minimarket untuk menarik perhatian dan minat pelanggan.
- Nilai. Nilai adalah esensi dari branding yang bisa membuat start up minimarket memiliki makna dan tujuan bagi pelanggan. Nilai berarti menyampaikan pesan dan manfaat yang bisa diberikan oleh start up minimarket kepada pelanggan, baik itu dari segi fungsional, emosional, sosial, atau lingkungan. Nilai bisa membantu start up minimarket untuk menciptakan ikatan dan loyalitas pelanggan.
Baca juga : kiat sukses mengelola supermarket, mini market dan toko tradisional
#5 Menjalin Hubungan
Langkah kelima yang harus dilakukan oleh start up minimarket untuk mengatasi masalah persaingan adalah menjalin hubungan. Menjalin hubungan berarti membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dengan semua pihak yang terkait dengan usaha start up minimarket, seperti supplier, kurir, mitra, media, pemerintah, dan lainnya. Hubungan yang baik bisa membantu start up minimarket dalam mendapatkan dukungan, kerjasama, informasi, izin, dan lainnya yang bermanfaat bagi usaha mereka. Start up minimarket juga harus menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan, baik melalui komunikasi langsung maupun online.
Untuk menjalin hubungan, start up minimarket bisa menggunakan berbagai cara, seperti:
- Komunikasi. Komunikasi adalah cara menyampaikan informasi, ide, opini, dan lainnya kepada pihak lain secara verbal atau non-verbal. Komunikasi bisa dilakukan secara lisan atau tulisan, secara formal atau informal, secara langsung atau tidak langsung. Komunikasi bisa membantu start up minimarket untuk memberikan informasi yang jelas dan akurat, mendengarkan masukan dan keluhan, serta menyelesaikan konflik dan masalah.
- Kerjasama. Kerjasama adalah cara bekerja sama dengan pihak lain untuk mencapai tujuan bersama atau saling menguntungkan. Kerjasama bisa dilakukan secara internal atau eksternal, secara horizontal atau vertikal, secara resmi atau tidak resmi. Kerjasama bisa membantu start up minimarket untuk membagi tanggung jawab dan beban kerja, meningkatkan kualitas dan efisiensi kerja, serta menciptakan sinergi dan inovasi.
- Apresiasi. Apresiasi adalah cara menghargai dan mengakui kontribusi, prestasi, atau kinerja dari pihak lain. Apresiasi bisa dilakukan secara verbal atau non-verbal, secara individual atau kelompok, secara spontan atau terencana. Apresiasi bisa membantu start up minimarket untuk meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri, memperkuat hubungan dan loyalitas, serta mendorong pertumbuhan dan pengembangan.
Informasi lebih lengkap : klik di SINI
Demikian artikel tentang mengatasi masalah persaingan dalam start up minimarket ini. Semoga bermanfaat bagi Anda yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang usaha ini atau bahkan tertarik untuk mencobanya. Terima kasih telah membaca artikel ini sampai habis. Jangan lupa untuk share artikel ini kepada teman-teman Anda yang mungkin juga tertarik dengan topik ini. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Jika membutuhkan bantuan untuk start up supermarket. Silahkan hubungi kami di SINI.
