Arsip Tag: Info Konsultan pemasaran Surabaya

ASPEK LINGKUNGAN DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS, ADA APA SAJA?

Dalam merancang sebuah bisnis, analisis terhadap berbagai aspek lingkungan sangat diperlukan agar bisnis tersebut dapat berjalan lancar dan sesuai dengan harapan. Lingkungan di sekitar bisnis tidak hanya mencakup kondisi fisik atau alam, tetapi juga melibatkan pihak-pihak dengan kepentingan yang beragam, seperti investor, bank, pemerintah, dan masyarakat sekitar. Setiap pihak ini memiliki tujuan yang berbeda-beda, mulai dari kepentingan investasi, keamanan kredit, hingga manfaat sosial-ekonomi. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji bagaimana lingkungan bisnis ini dapat memberikan peluang atau ancaman bagi keberlanjutan usaha.

Analisis aspek lingkungan dalam studi kelayakan bisnis dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang kesesuaian lingkungan setempat dengan ide bisnis yang akan dijalankan. Analisis ini juga bertujuan untuk mengevaluasi apakah manfaat yang diperoleh dari bisnis lebih besar daripada dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Dengan melakukan analisis yang komprehensif, perusahaan dapat mempersiapkan strategi untuk menghadapi tantangan dan memaksimalkan peluang yang ada.

Baca juga : 6 langkah melakukan studi kelayakan bisnis

1. Pengaruh Lingkungan terhadap Keberadaan Bisnis

Lingkungan bisnis memiliki dampak yang signifikan terhadap keberlangsungan usaha. Di satu sisi, lingkungan bisa menjadi sumber peluang yang mendorong pertumbuhan bisnis, namun di sisi lain, bisa juga menjadi ancaman. Misalnya, sebuah bisnis yang mendirikan pabrik di daerah perkotaan mungkin menghadapi kendala seperti polusi udara dan kebisingan yang berdampak negatif pada masyarakat sekitar. Sebaliknya, bisnis yang memanfaatkan potensi lokal seperti bahan baku atau tenaga kerja dapat memberikan dampak positif seperti peningkatan ekonomi dan pengurangan angka pengangguran.

Bisnis juga dapat memengaruhi lingkungan sosial dan ekologis. Dari sisi sosial, kehadiran bisnis dapat mengubah kehidupan masyarakat sekitar, misalnya melalui pergeseran gaya hidup atau perubahan ekonomi lokal. Dampak ekologis seperti polusi udara, air, tanah, atau suara juga harus diperhatikan. Oleh karena itu, dalam analisis lingkungan, perusahaan harus mengidentifikasi potensi dampak dan merancang strategi untuk meminimalkan efek negatifnya.

2. Lingkungan Operasional

Lingkungan operasional merupakan lingkungan yang paling dekat dengan aktivitas bisnis sehari-hari. Aspek ini mencakup elemen-elemen seperti pesaing, pelanggan, kreditor, pemasok, dan tenaga kerja. Dalam lingkungan operasional, perusahaan harus memastikan bahwa faktor-faktor ini mendukung keberhasilan bisnis. Misalnya, keberadaan pesaing di lokasi yang sama mungkin mempengaruhi daya tarik bisnis, sementara kreditor dan pemasok yang kompeten akan mendukung kelancaran operasional.

Analisis lingkungan operasional bertujuan untuk menjawab apakah lingkungan tersebut mendukung atau menghambat ide bisnis yang akan dijalankan. Misalnya, kondisi pasar atau tingkat permintaan dari konsumen adalah faktor penting dalam menentukan apakah produk atau jasa yang ditawarkan dapat diterima dengan baik. Selain itu, hubungan yang baik dengan pemasok juga dapat memastikan kelancaran pasokan bahan baku, sedangkan ketersediaan tenaga kerja lokal yang berkualitas akan membantu perusahaan mengoptimalkan produksinya.

3. Lingkungan Industri

Lingkungan industri adalah lingkungan yang terdiri dari kelompok-kelompok usaha yang menghasilkan produk atau jasa yang serupa. Analisis terhadap lingkungan industri bertujuan untuk memahami tingkat persaingan dalam sektor yang sama. Menurut Michael Porter, terdapat lima faktor persaingan dalam lingkungan industri yang memengaruhi kelayakan bisnis: ancaman pendatang baru, ancaman produk substitusi, daya tawar pembeli, daya tawar pemasok, dan persaingan antar perusahaan yang ada.

Faktor pertama, yaitu ancaman pendatang baru, menggambarkan potensi munculnya kompetitor baru yang mungkin mengancam pangsa pasar perusahaan. Faktor kedua, ancaman produk substitusi, mengacu pada kemungkinan konsumen beralih ke produk atau jasa lain yang sejenis. Daya tawar pembeli dan pemasok juga merupakan aspek yang perlu dianalisis, karena akan menentukan seberapa kuat perusahaan bisa bertahan dalam industri tersebut. Akhirnya, persaingan yang ketat dengan perusahaan lain dapat menghambat pertumbuhan bisnis jika perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif.

4. Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh meliputi elemen-elemen di luar kendali langsung perusahaan seperti faktor ekonomi, sosial, politik, teknologi, dan global. Aspek-aspek ini penting untuk dipertimbangkan dalam studi kelayakan bisnis, terutama karena mereka dapat mempengaruhi bisnis dalam jangka panjang. Misalnya, kondisi ekonomi yang tidak stabil bisa mengurangi daya beli konsumen, sementara perubahan sosial dapat mempengaruhi preferensi konsumen terhadap produk atau jasa.

Faktor teknologi juga penting untuk dipertimbangkan, terutama dalam era digitalisasi saat ini. Bisnis yang tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi berisiko tertinggal dari pesaing. Selain itu, isu-isu ekologis dan global seperti perubahan iklim dan regulasi lingkungan juga semakin menjadi perhatian, karena dapat memengaruhi operasional dan reputasi perusahaan. Analisis terhadap lingkungan jauh ini membantu perusahaan mengidentifikasi risiko dan merancang strategi untuk menghadapi perubahan eksternal yang mungkin terjadi.

5. Analisis Dampak Lingkungan terhadap Bisnis

Analisis aspek lingkungan tidak hanya sebatas mengevaluasi kesesuaian lingkungan dengan bisnis yang akan dijalankan, tetapi juga mencakup dampak bisnis terhadap lingkungan. Misalnya, kehadiran bisnis mungkin menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, namun di sisi lain, juga berpotensi menggeser bisnis-bisnis kecil yang sudah ada sebelumnya. Dampak lingkungan yang positif, seperti peningkatan ekonomi lokal, harus dioptimalkan, sementara dampak negatif seperti polusi harus diminimalkan.

Bisnis yang mampu mengantisipasi dampak negatif dan mengelola potensi konflik dengan masyarakat sekitar lebih mungkin mendapatkan dukungan dari masyarakat dan menjaga kelangsungan operasionalnya. Penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa manfaat yang dihasilkan oleh bisnis lebih besar daripada dampak negatif yang mungkin timbul.

6. Usaha Meminimalkan Dampak Negatif

Dalam menjalankan bisnis, penting untuk melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Perusahaan dapat menerapkan teknologi ramah lingkungan, mengelola limbah dengan baik, dan menerapkan standar kerja yang adil bagi pekerja. Selain itu, perusahaan juga perlu berinteraksi secara proaktif dengan masyarakat sekitar untuk mendengarkan kekhawatiran mereka dan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan yang mungkin mempengaruhi kehidupan mereka.

Selain itu, perusahaan dapat melakukan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dirancang untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Misalnya, program CSR dapat mencakup penghijauan di sekitar lokasi bisnis, pelatihan keterampilan bagi tenaga kerja lokal, dan kampanye kesehatan masyarakat. Dengan pendekatan ini, perusahaan tidak hanya mengurangi dampak negatif tetapi juga membangun hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar.

Baca juga : apa perbedaan antara riset pasar dan riset pemasaran?

Kesimpulan

Aspek lingkungan dalam studi kelayakan bisnis merupakan komponen penting yang harus diperhatikan oleh setiap pengusaha. Analisis ini mencakup berbagai faktor mulai dari lingkungan operasional, lingkungan industri, hingga lingkungan jauh, dengan tujuan untuk memastikan bahwa bisnis yang dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar daripada dampak negatif yang mungkin timbul. Dengan melakukan analisis yang komprehensif, perusahaan dapat mempersiapkan strategi yang tepat dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul.

Melalui pemahaman yang baik tentang aspek lingkungan, perusahaan dapat memastikan bahwa bisnis tidak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga dapat berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Pada akhirnya, keberhasilan bisnis bukan hanya dinilai dari profit yang dihasilkan, tetapi juga dari kontribusi positifnya terhadap lingkungan di mana bisnis tersebut beroperasi.